Meredakan Emosi Amarah Dalam Pandangan Islam

Nonfiction, Religion & Spirituality, Middle East Religions, Islam
Cover of the book Meredakan Emosi Amarah Dalam Pandangan Islam by Muhammad Sakura, PublishDrive
View on Amazon View on AbeBooks View on Kobo View on B.Depository View on eBay View on Walmart
Author: Muhammad Sakura ISBN: 9781540184672
Publisher: PublishDrive Publication: December 7, 2016
Imprint: PublishDrive & Xenosakura Dragon SPC Language: Indonesian
Author: Muhammad Sakura
ISBN: 9781540184672
Publisher: PublishDrive
Publication: December 7, 2016
Imprint: PublishDrive & Xenosakura Dragon SPC
Language: Indonesian

Amarah terkait erat dengan sikap atau perilaku yang cenderung mengarah pada penolakan atau permusuhan kepada orang lain. Pintu utamanya adalah kontrol diri yang buruk, lalu mendatangkan sakit hati yang berat.

Semua itu berjalan sesuai naluri manusia untuk mempertahankan diri (gharîzah baqâ`). Dan naluri ini pada dasarnya dimiliki setiap manusia normal dan membutuhkan pemuasan. Walau jika tidak terpenuhi tak akan membawa kematian, namun kondisi ini akan menimbulkan kegelisahan. Karenanya, Islam memberi arahan yang sangat jelas untuk menyelesaikan masalah-masalah manusia, termasuk amarah.

Dalam telaah psikologi Islam, Dr. Abdul Mujib mengungkapkan bahwa amarah termasuk salah satu bentuk gangguan kepribadian (personality disorder), yang dalam terminologi Islam klasik disebut sebagai akhlak tercela (akhlâq madzmûmah).

Sebagaimana gangguan kepribadian lainnya, amarah dapat mengganggu realisasi dan aktualisasi diri seseorang. Itu sebabnya seorang pemarah tak memiliki pertimbangan pikiran yang sehat. Ia juga tak memiliki kontrol diri yang baik dalam ucapan maupun perbuatan, bahkan ia cenderung berpikir negatif terhadap maksud baik orang lain.

Tidak berlebihan apabila Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya marah itu bara api yang dapat membakar lambung anak Adam. Ingatlah bahwa sebaik-baik orang adalah yang mampu melambatkan (menahan) amarah dan mempercepat keridhaan. Dan seburuk-buruknya orang adalah yang mempercepat amarah dan melambatkan ridha.” (HR. Ahmad)

Menurut al-Ghazali dalam karya mahsyurnya, Ihyâ` Ulûm ad-Dîn, amarah (ghadhab) disebabkan oleh dominasi unsur api atau panas (al-harârah) yang melumpuhkan peran unsur kelembaban atau basah (ar-ruthubah) dalam diri manusia. Karena itu, pengobatan gangguan ini bukanlah dilawan dengan kemarahan, tapi dengan kelembutan dan nasihat-nasihat yang baik.

Rasulullah berwasiat, “Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan itu diciptakan dari api. Sesungguhnya api itu dapat dipadamkan dengan air. Maka barangsiapa yang marah hendaklah ia berwudhu.” (HR. Abu Daud)

View on Amazon View on AbeBooks View on Kobo View on B.Depository View on eBay View on Walmart

Amarah terkait erat dengan sikap atau perilaku yang cenderung mengarah pada penolakan atau permusuhan kepada orang lain. Pintu utamanya adalah kontrol diri yang buruk, lalu mendatangkan sakit hati yang berat.

Semua itu berjalan sesuai naluri manusia untuk mempertahankan diri (gharîzah baqâ`). Dan naluri ini pada dasarnya dimiliki setiap manusia normal dan membutuhkan pemuasan. Walau jika tidak terpenuhi tak akan membawa kematian, namun kondisi ini akan menimbulkan kegelisahan. Karenanya, Islam memberi arahan yang sangat jelas untuk menyelesaikan masalah-masalah manusia, termasuk amarah.

Dalam telaah psikologi Islam, Dr. Abdul Mujib mengungkapkan bahwa amarah termasuk salah satu bentuk gangguan kepribadian (personality disorder), yang dalam terminologi Islam klasik disebut sebagai akhlak tercela (akhlâq madzmûmah).

Sebagaimana gangguan kepribadian lainnya, amarah dapat mengganggu realisasi dan aktualisasi diri seseorang. Itu sebabnya seorang pemarah tak memiliki pertimbangan pikiran yang sehat. Ia juga tak memiliki kontrol diri yang baik dalam ucapan maupun perbuatan, bahkan ia cenderung berpikir negatif terhadap maksud baik orang lain.

Tidak berlebihan apabila Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya marah itu bara api yang dapat membakar lambung anak Adam. Ingatlah bahwa sebaik-baik orang adalah yang mampu melambatkan (menahan) amarah dan mempercepat keridhaan. Dan seburuk-buruknya orang adalah yang mempercepat amarah dan melambatkan ridha.” (HR. Ahmad)

Menurut al-Ghazali dalam karya mahsyurnya, Ihyâ` Ulûm ad-Dîn, amarah (ghadhab) disebabkan oleh dominasi unsur api atau panas (al-harârah) yang melumpuhkan peran unsur kelembaban atau basah (ar-ruthubah) dalam diri manusia. Karena itu, pengobatan gangguan ini bukanlah dilawan dengan kemarahan, tapi dengan kelembutan dan nasihat-nasihat yang baik.

Rasulullah berwasiat, “Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan itu diciptakan dari api. Sesungguhnya api itu dapat dipadamkan dengan air. Maka barangsiapa yang marah hendaklah ia berwudhu.” (HR. Abu Daud)

More books from PublishDrive

Cover of the book Μνήμες Σκοτεινά Αναδυόμενες by Muhammad Sakura
Cover of the book The Gilded Age: A Tale of Today by Mark Twain (Illustrated) by Muhammad Sakura
Cover of the book 50 most powerful Excel Functions and Formulas by Muhammad Sakura
Cover of the book Some Account of the Life of Mr. William Shakespear by Nicholas Rowe (Illustrated) by Muhammad Sakura
Cover of the book The Winstons Book One by Muhammad Sakura
Cover of the book Simple Exfoliating and Moisturizing Soap Bars by Muhammad Sakura
Cover of the book Scents and Shadows by Muhammad Sakura
Cover of the book The Mystery of the Locks by Muhammad Sakura
Cover of the book Manchester City in Pictures by Muhammad Sakura
Cover of the book Provérbios de Sêneca by Muhammad Sakura
Cover of the book English Norwegian Bible №2 by Muhammad Sakura
Cover of the book A magyar nép múltja és jelene 1. by Muhammad Sakura
Cover of the book Hypnotherapy and Intuitive Hypnosis by Muhammad Sakura
Cover of the book The Best Vacation Ever by Muhammad Sakura
Cover of the book All the Wolves You Were by Muhammad Sakura
We use our own "cookies" and third party cookies to improve services and to see statistical information. By using this website, you agree to our Privacy Policy